Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan
pendidikan, sehingga menghasilkan tujuan yang diinginkan. Kenyataannya, banyak institusi pendidikan yang belum memiliki
manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Banyak kalangan yang
berpendapat belum puas dengan kualitas
pendidikan di negara kita. Tentunya kita tidak jarang mendengarkan
ungkapan-ungkapan seperti: “pendidikan negara kita belum berkualitas”,
“pendidikan di Indonesia telah tertinggal jauh dari negara-negara lain”, “kapan
kita akan maju kalau pendidikan kita berjalan di tempat”, dan lain sebagainya. Hal
itu didukung dengan Manajemen yang digunakan masih konvensional,
sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari
modernitas. Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi
ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya, terkadang para pengelola pendidikan
tidak menyadari akan hal itu.
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai
sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti
perpustakaan, laboratorium , dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
Yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang baik dan mandiri serta rasa
tanggung jawab dan kebangsaan.
Dalam pendidikan,
peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan
ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Dan sudah tidak bias dielakkan
lagi bahwa peserta didik memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing,
mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan
keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara
pesrta didik yang satu dengan peserta didik yang lain. Para pendidik dan
lembaga pendidikan harus menghargai perbedaan yang ada pada mereka. Keunikan
yang terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri
yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan peserta didik dalam
satu kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan
pada pengembangan kreativitas, hal ini harus menjadi titik perhatian karena
sistem pendidikan memang masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan
dalam arti yang sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembangan
kreatif peserta didik. Hal ini terjadi dari konsep kreativitas yang masih
kurang dipahami secara menyeluruh, sehingga pada akhirnya berdampak pada cara
mengasuh, mendidik dan mengelola pembelajaran peserta didik. Kebutuhan
akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan
merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang
semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk
mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan.
Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada
setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar
biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu untuk perwujudan diri secara
pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa.
Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik, sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya demi kelangsungan Negara kita tercinta
Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik, sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya demi kelangsungan Negara kita tercinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar